Loading...

Petani Brebes ke Sandi: Tanam Bawang, Tumbuh Hutang



Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno melakukan kunjungan kampanyenya ke wilayah Brebes, Jawa Tengah, Senin, 11 Februari 2019. Dalam kunjungan tersebut, Sandi membuka dialog dengan para petani bawang Brebes.

Sandi membuka dialog dengan para petani bawang Brebes dari perwakilan berbagai desa yang mengeluhkan harga bawang yang turun dan tidak lagi bisa menghidupi petaninya.


Subhan seorang petani bawang merah asal Kecamatan Bulakamba bahkan menangis saat mengadu soal harga bawang ke Sandi. Hasil panen yang dia jual tidak menutup biaya tanam, bibit, pupuk dan obat obatan. Ia mengatakan imbas harga bawang yang turun membuat dirinya tak mampu membayar cicilan di bank.

“Harga brambang (bawang merah) turun. Saya belum bisa bayar cicilan di Bank Puspa Kencana, jaminannya rumah saya, rumah orangtua saya. Saya ini nangis beneran pak,” kata Subhan dalam keterangan resmi yang dikirim Badan Pemenangan Nasiona (BPN).

Subhan tidak bisa lagi melanjutkan kalimatnya. Sandi kemudian coba menenangkannya. Subhan memeluk Sandi dan sempat sesunggukan.

“Tarik nafas Pak Subhan, hembuskan pelan-pelan,” tutur Sandi coba menenangkan pria berkumis ini.


Sementara itu, petani bawang lainnya yang berasal dari Desa Lembahrawa bernama Kagin bahkan mengaku, menanam bawang merah di Brebes saat ini bukan untung yang diperoleh, tetapi tumbuhnya justru hutang.

Hal itu terjadi lantaran anjloknya harga bawang, modal tanam dari pinjaman bank tidak dapat dibayar petani karena panennya rugi, dan justru beban hutang semakin menumpuk.

“Sudah sejak empat tahun lalu para petani bawang sengsara pak. Ya itu nandur bawang tukule utang (tanam bawang dapatnya utang),” ujar Kagin.

Selain masalah harga bawang yang anjlok, petani juga curhat atas lambannya reaksi pemerintah dalam menyikapi anjloknya harga bawang merah. Padahal, saat ini sudah ada peraturan pemerintah ketika harga bawang jatuh di bawah Rp 15.000/ kg, pemerintah melalui Bulog akan menyerap hasil panen petani, sehingga harga bisa stabil.


Kendati demikian, sampai saat ini belum ada penyerapan dari pemerintah. Tak hanya itu, petani juga mengeluhkan kondisi banjir yang selalu melanda wilayah Brebes saat musim penghujan. Dampaknya, banyak lahan tanaman bawang yang terendam dan petani gagal panen.

“Saat ini harga bawang di petani Rp 6.000/ kg. Ini jelas membuat petani rugi. Sementara peraturan pemerintah yang sudah dibuat terkait bawang merah belum juga dilaksanakan. Dimana, saat harga bawang merah anjlok di bawah Rp 15.000/ kg, pemerintah akan melakukan penyerapan melalui Bulog. Tapi, buktinya hingga saat ini belum ada,” kata Aning Wiyono, Ketua Gabungan Kelompok Tani Desa Krasak, Kecamatan Brebes.

Dia menambahkan, sebelumnya harga bawang di petani mencapai Rp 25.000 – Rp 20.000/ kg. Namun memasuki panen raya harga terus merosot, hingga saat ini dikisaran Rp 6.000/ kg.

“Kami sangat berharap harga bawang ini distabilkan, minimal di kisaran Rp 15.000/ kg,” jelasnya.



Janji Sandiaga

Sandi berjanji akan menampung semua keluhan yang disampaikan para petani bawang. Ada curhatan petani bawang lain bernama Ratna yang meminta jangan menanam bawang di luar Jawa. Alasannya produksi bawang di Brebes dan daerah Jawa lainnya sudah berlebih. Penanaman di luar Jawa makin membuat harga bawang jatuh.

Menurut Sandi, dirinya punya pengalaman saat menjabat wakil gubernur DKI Jakarta. Dia membeli langsung dari petani bawang Brebes melalui PT Food Station Tjipinang Jaya untuk menjaga pasokan bawang yang saat itu langka dan harganya meroket.


“Waktu itu di DKI, bawang merah harganya naik dan langka. Kami mengambil inisiatif dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, menjalin kerja sama dengan petani bawang Brebes,” katanya.

“Alhamdulillah kami patahkan mitos harga tinggi di hari lebaran, karena pasukan terjaga. Petani bawang Brebes sejahtera, pedagang bahagia, pembeli tersenyum,” lanjutnya.

“Kalau Allah mengizinkan kami akan melakukan hal yang sama, namun untuk Indonesia dengan Bulog atau pemangku kepentingan lainnya juga dengan pihak ketiga melalui public private partnership.” tambahnya.

Menurut Sandi, dengan menggunakan teknologi Control Atmosphere Storage (CAS), maka produk pertanian seperti bawang bisa disimpan selama enam sampai sembilan bulan. Ia menekankan bila nanti mendapat kepercayaan untuk menjadi RI-2 maka akan memperhatikan nasib petani.

“Jika mendapatkan amanat, kami akan membeli langsung produksi petani bawang Brebes. Dengan harga bawah dan harga atas, sehingga petani tidak akan lagi nundur bawang tukule utang,” pungkas Sandi.


0 Response to "Petani Brebes ke Sandi: Tanam Bawang, Tumbuh Hutang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

loading...

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Loading...